08 December 2011

Karena Isyarat Adalah Bahasa Hati Yang Terlupa


"Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta. Namun orang itu hanya dapat kugapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar. Seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat sehalus udara, langit, awan, atau hujan"(Dewi Lestari, Hanya Isyarat)



Sepertinya isyarat itu tidak pernah sampai padamu ya?
Buktinya, saya sudah ngos-ngosan seperti ini, tapi kamu tetap bergeming.
Sekarang pertanyaan saya, cuma kamu yang bergeming, atau hatimu juga ikut bergeming?

"Bagaimana kita bisa tahu,
kapan waktunya untuk menyerah
dan kapan waktunya untuk bertahan?"

Saya tidak tahu. Benar-benar tidak tahu.
Karena itu tolong beritahu saya.
Karena saya hanya ingin ritme hati saya kembali seperti semula.

2 comments :

  1. pengen banget ya dia tau perasaan kita? emang si,....share link aja.. ke dia... beres... tapi.. ga ada gunanya kalo dia ga donk juga dan ga mu bertindak apapun.. haduuuh nduk jadi ikutan galau. semngat yuuuk

    ReplyDelete
  2. wahahaha gak semudah itu e nda.. Semangat ya, suatu hari nanti pasti kita bisa menggapai bahagia :)

    ReplyDelete

Thank you for reading and willing to leave your thoughts here. I appreciate every single one I got. And I always tried my best to keep up replying all of those comments. Feel free to mention your blog here, I also love visiting other blogs as well as I enjoy having you here. :)