29 December 2012

Bumby Puppies

It's almost end of year already! Gosh is it just me but isn't day is seems faster and faster each day? it's already in the end of December! In couple days we will say goodbye to 2012. And it still a non-stop rainy day. I'm not complaining, I love rainy day. There's something romantic and gloomy about it that I love. But turn out my body is disagree with my mind, I get sick easily in this kind of weather. Bad influenza and fever is killing. Keep yourself healthy and safe, guys. Take care of yourself. 

Well, this is Cici and her six puppies. Five are female and one male. We had expected to get a new puppy around January. But last Christmas the six babies were born. That soft fur, those floppy ears, that quizzical look that draws an "awww" from the most hardened cynic. Yes, puppies are cute. Christmas happiness for Cici and Louie, and of course the whole family :')





25 December 2012

Have Yourself A Merry Little Christmas



Christmas is love in action. Every time we love, every time we give, it's Christmas.

It's Christmas every time you let God love others through you. It's Christmas every time you smile at your brother and offer him your hand.

Christmas is not just a day, an event to be observed and speedily forgotten. It is a spirit which should permeate every part of our lives.

Happy Christmas everyone. Be a candle, be a light, be an inspiration, and spread love and happiness to the world. Peace be with you :)

22 December 2012

Of All The Rights Of Women, The Greatest Is To Be A Mother - Lin Yutang

Sebenarnya, ketika tiba Hari Ibu tanggal 22 Desember, dan semua orang menulis tentang betapa mulia peran ibu dalam hidup mereka, saya justru ingin tertawa. Bukan menertawakan bagaimana cara mereka mengungkapkan perasaan cinta pada ibu di hari ini, tetapi menertawakan saya sendiri dan persepsi saya tentang ibu. Ibu saya bukan ibu yang ibu-ibu banget. She wears boots. She dress in black with her leather jacket and trousers. She loves to watch F1 and Valentino Rossi. She loves to watch music concert and scream out loud, louder than the young. She's silly and crazy (in a silly way). Jadi saya tidak pernah bisa menghasilkan sebuah tulisan yang proper tentang ibu, karena saya pasti akan tertawa membayangkan kelucuannya.

Oke, semoga kali ini enggak.

Mama melahirkan saya 20 tahun lalu, 1 Februari 1992, dengan operasi caesar. Pada waktu itu usia saya baru delapan bulan dan posisi kepala masih di samping sehingga tidak mungkin melahirkan secara normal. Kalo denger cerita dari ibu-ibu yang lain, pasti rasanya sakit banget. Tapi Mama selalu menceritakannya seakan-akan hal tersebut bukanlah hal yang menyakitkan. Apalagi pada akhirnya dia operasi caesar tiga kali. Nggak kebayang gimana sakitnya.

Sejak kecil Mama sudah mengajari saya menyanyi. Tiap malam, sebelum saya tidur, Mama selalu membacakan buku dongeng, menceritakan kisah-kisah lucu, dan menyanyikan lagu kanak-kanak. I grew up as a happy little girl. Sejak kecil pula saya sudah dikenalkan dengan dunia imajinasi yang luar biasa. Dulu, setiap Natal, pasti saya selalu main drama kelahiran Yesus. Hahaha. Lucu ya, jarang banget ada ibu seaneh ini.

Seiring dengan bertambahnya usia, seharusnya ibu-ibu lainnya akan semakin kalem. Tapi emak saya malah jadi semakin gaul. Dandanannya semakin ngerock. She said goodbye to her feminine dress and changed them into black leather jacket, trousers, and boots. My mom is a rocker lady woohoo! Nggak cuma itu, dia ngikutin perkembangan anaknya pula. Semakin gaul anaknya, semakin gaul pula ibunya. Kekonyolan emak saya memang nggak ada habisnya. Dan saya rasa saya nggak akan bisa menuliskannya dalam kata-kata, karena sebelum nulis saya pasti ketawa ngakak.

Satu hal yang nggak pernah saya lupa adalah bagaimana Mama mengajari saya tentang kehidupan. Bagaimana hidup kita merangkak, bagaimana kita survive, bagaimana menjadi pribadi yang lebih baik, bagaimana kita mengejar cita-cita setinggi bintang. Dia mengajarkannya dengan sederhana, dan dengan cara yang menyenangkan. Dengan lawakan. Kadang saya berpikir bahwa ibu saya seharusnya jadi stand-up comedian.

Whatever the method is, she taught me to be an independet, liberal, democratic, and independent woman.

A baby asked God, "They tell me you are sending me to earth tomorrow, but how am I going to live there being so small and helpless?"
"Your angel will be waiting for you and will take care of you."
The child further inquired, "But tell me, here in heaven I don't have to do anything but sing and smile to be happy."
God said, "Your angel will sing for you and will also smile for you. And you will feel your angel's love and be very happy."
Again the child asked, "And how am I going to be able to understand when people talk to me if I don't know the language?"
God said, "Your angel will tell you the most beautiful and sweet words you will ever hear, and with much patience and care, your angel will teach you how to speak."
"And what am I going to do when I want to talk to you?"
God said, "Your angel will place your hands together and will teach you how to pray."
"Who will protect me?"
God said, "Your angel will defend you even if it means risking it's life."
"But I will always be sad because I will not see you anymore."
God said, "Your angel will always talk to you about Me and will teach you the way to come back to Me, even though I will always be next to you."
At that moment there was much peace in Heaven, but voices from Earth could be heard and the child hurriedly asked, "God, if I am to leave now, please tell me my angel's name."
"You will simply call her, 'Mom.'"





Happy Mother's Day, Mom. Thanks for this beautiful life :)


20 December 2012

And She'll Sing Her Song to Anyone That Comes Along



Spinning, laughing, dancing to her favorite song
A little girl with nothing wrong is all alone

Eyes wide open. Always hoping for the sun
And she'll sing her song to anyone that comes along

Fragile as a leaf in autumn
Just fallin' to the ground without a sound

Crooked little smile on her face
Tells a tale of grace
That's all her own 

Spinning, laughing, dancing to her favorite song
A little girl with nothing wrong
And she's all alone





Sing with me again, Angelina Indra. Just like we used to do.
Don't be sad. Don't feel alone. This rythm is always here to cheer up your day :')


Words: Norah Jones' Seven Years lyric

18 December 2012

Someday I'll Be Big Enough So You Can't Hit Me. And All You're Ever Gonna Be Is Mean - Taylor Swift





“Crowds were never wise. They were never even reasonable. Collective judgements were doomed to be extreme. In the popular imagination, groups tend to make people either dumb or crazy, or both” Charles Mackay.

Bullying bisa terjadi pada siapa saja, tak terkecuali anak SD. Hal ini terjadi pada adik saya, Lucy, yang minggu kemarin ketahuan ter-bully oleh teman-teman sekelasnya sendiri. Kejadian ini memang sudah lama terjadi, lebih dari sebulan, dan baru terkuak sekarang. Dia memang sering nggak masuk sekolah. Alasannya banyak banget, mulai dari pusing, sakit perut, dan sakit-sakit lainnya yang membuatnya (terpaksa) tinggal di rumah. Dalam kurun waktu seminggu, pasti ada nggak masuknya barang satu atau dua kali. Awalnya sih sekeluarga menganggap itu hal yang biasa. Sakit itu wajar kan? Apalagi sedang musim hujan dan dia memang sering bandel (read: hujan-hujanan). Tapi kok rutin ya? Kok tiap minggu?

Bapak saya, saking khawatirnya gara-gara takut sakit macem-macem, akhirnya memeriksakan Lucy ke dokter. Keluhan itu ternyata memang benar, dia alergi beberapa bahan makanan. Tapi tetap, kebiasaan ‘membolos’ itu tidak pernah hilang. Sampai akhirnya ibu saya menemukan secarik kertas di saku seragamnya, berisi tulisan bernada ancaman dan makian yang memojokkan adik saya. 


Tidak tinggal diam, ibu lantas mencoba mengorek masalah yang menimpa adik saya. Benar saja, dia adalah korban bullying dari teman-teman sekelasnya, teman-teman yang dianggap adik saya sebagai sahabat. Masalahnya cuma sepele. Mereka titip bolpen dengan merk tertentu pada adik saya, tapi tidak memberikan uang. Lalu setiap hari adik saya dibully, disudutkan dan dimaki-maki, sampai diancam jika tidak segera memberikan bolpen. Dan kejadian itu berlangsung selama lebih dari sebulan.

Jahat ya? 

Para korban bullying selalu bungkam. Tidak berani bercerita pada siapapun. Jangankan pada guru, pada orangtua pun mereka bungkam. Kasus-kasus seperti ini jarang sekali terungkap. Bagi mereka yang mampu survive, they will get better. Bagi yang tidak? Kasihan, mereka bisa terganggu kondisi mentalnya. Seumur hidup.

Masa?

"The bully is never clever enough to understand the evil he does." - T. Morgan

Para pelaku bullying nggak pernah sadar bahwa apa yang mereka lakukan bisa berdampak banyak bagi korban mereka. Mereka pikir itu hal sepele. Mereka pikir itu hal biasa. Mereka pikir itu keren. "Gue keren kalo gue bisa 'naklukin' mereka yang lemah. Mereka takut sama gue. Gue yang berkuasa. Gue yang punya pengaruh". Semakin mereka merasa kuat, semakin banyak tindakan kekerasan yang mereka lakukan. Dan semakin depresi-lah korban-korban mereka. Hal-hal seperti ini bisa menjadi pemicu bunuh diri lho.

Saudara saya ada yang bunuh diri akibat bullying. Dan saudara saya yang lain mengalami gangguan mental akibat hal serupa yang terjadi padanya sewaktu SMA. They have permanent marker. They have scars.

*jadi mau nangis kalo nulis ini*

Lalu, saya? 

Sama. Saya juga pernah terbully. Dan itu sangat menyakitkan. Waktu kelas 3 SMA saya pernah bermasalah dengan seorang teman. Sepele lho masalahnya. Waktu itu ada tugas kelompok, harus wawancara sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa. Dan saya meminta teman saya itu untuk menghubungi CP. Entahlah, mungkin bahasa saya yang dia anggap kurang menyenangkan. Yang jelas, besok paginya, dia sudah cerita ke teman-teman yang lain kalau saya memarahi dia bla bla bla bla. Bajigur. Dia nangis-nangis di kelas, memposisikan diri seakan-akan saya yang menjahati dia. Berhubung dia anak geng dan gengnya itu sekelas, yaa otomatis mereka langsung memusuhi saya. Teman-teman yang tadinya baik, tiba-tiba langsung berubah seratus delapan puluh derajat. Padahal mereka adalah teman-teman dekat saya waktu kelas 2. Mereka bilang "Kamu jahat banget sih Cha. Ga punya perasaan". Lalu "Ternyata kamu kayak gitu ya, padahal aku udah ngedukung kamu". "Tega banget kamu sampai kaya gitu". "Tuh yang bikin X sampai nangis. Jahat banget kan, ga punya hati". Tatapan-tatapan berubah jadi sinis dan memaki. 

Kampret. Kamu nggak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kamu nggak tahu apa-apa....

Sejak saat itu saya jadi males sekolah. Dalam seminggu, pasti ada hari dimana saya nggak masuk sekolah. Serius. Padahal kelas 3. Padahal udah mau ujian. Saya yang tadinya talkative dan aktif di kegiatan ini itu, mendadak berubah jadi pendiem. Waktu istirahat, saya memilih duduk di pojokan. Tempat duduk saya karena saya tidak mungkin duduk di deretan bangku anak-anak geng. I started being a loner, baca buku or do something that can make me busy. Masih untung saya punya teman-teman yang bisa saya ajak bicara. Mereka sih bukan anak-anak populer, tapi setidaknya saya masih punya teman. Masih untung juga anak-anak kelas lain nggak ikutan ngebully, jadi paling engga saya punya teman di sekolah. Meskipun rasanya benar-benar menyakitkan diperlakukan seperti itu.

Words scar. Rumors destroy. Bullies kill.

Guess what, saya nggak ikutan wisuda SMA lho gara-gara ini. Waktu itu teman-teman dekat saya nggak lulus UAN. Terus gue sama siapa kalo ga ada mereka? Gabung sama anak-anak geng? Mending ga usah ikut aja deh. Saya nggak bisa ngebayangin gimana jadinya kalau saya ikutan wisuda, trus duduk sendirian tanpa teman, sementara yang lain heboh foto-foto dan ketawa-ketiwi bersama geng mereka. Well, I don't want to be part of them.

Segitunya ya? Biarin. Rasanya sakit banget loh. Sampai sekarang pun saya masih takut kalo ketemu anak-anak geng itu. Perasaan tersakiti itu masih ada. Bahkan nulis ini pun rasanya masih pengen nangis.

The bullying was getting out of control, but at the same time, I was more like I didn't care. because.. I listened to me, and looked back to what I've been through. Then I said to myself, I'm strong enough. I found things I like to do.. and all the harsh moments became nothing. And suddenly, I felt glad. I'm GLAD that I was bullied, and never changed for what I stood for.

Setelah kelulusan, jauh dari mereka, saya berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Saya lebih terbuka. Saya berani tampil beda. Saya berani menjadi diri saya sendiri. Saya lebih talkative. Saya berani menghadapi banyak orang. Saya tidak lagi diam di pojokan. Saya tidak lagi takut dengan tanggapan orang. I am me, so what?

Proses itu memang membutuhkan waktu yang lama. Bukan sehari atau dua hari. Saya sudah ditempa dengan besi yang paling panas. Saya sudah jatuh, tersungkur, terpuruk, perlahan-lahan merangkak, sampai akhirnya saya mampu berdiri dengan kedua kaki saya sendiri. Saya pernah berada di kondisi terburuk. Saya pernah jatuh. Saya pernah menangis. Saya pernah sendirian.

"I'm strong, because I've been weak. I'm fearless, because I've been afraid. I'm wise, because I've been foolish." - Unknown

Terima kasih Tuhan, saya ditempa menjadi pribadi yang lebih kuat.
Dan untuk tidak melakukan hal yang sama pada orang lain.

“Scar tissue is stronger than regular tissue. Realize the strength, move on.” - Henry Rollins








Stop bullying!! Every human life is worth the same, and worth saving. Shine bright like a diamond. Find light in the beautiful sea. Choose to be happy.

(I did. How about you?)


P.S.: Setelah sekian tahun, saya baru berani menuliskannya sekarang.

02 December 2012

Welcoming December


Hello December.. Natal tinggal 23 hari lagi. Bisnis jalan lagi. Tugas-tugas mulai dikerjain lagi. (Proposal) Skripsi harus kelar bulan ini!

And.. hello, you :)