05 March 2013

Dear Teddy, Please Tell This To Your Old Friend


Dear teddy, please tell this to your old friend...

Kita tidak pernah tahu darimana datangnya awal mula. Semesta berkonspirasi mempertemukan kita pada sebuah ujung waktu. Entah kesengajaan, atau memang kebetulan yang direncanakan. Yang aku tahu proses ini sudah berjalan dengan cepat. Dan aku..kita..terjebak di dalamnya.

Kamu muncul ketika hidupku mencapai seperempat putaran windu. Aku lelah mencari dan berhenti. Lalu kamu masuk dalam lintasan orbitku. Tak ada yang memberiku isyarat sebelumnya. Angin hanya diam berhembus. Begitu juga awan dan hujan. Alunan lagu yang sering kudengar pun tak mengucap sepatah kata. Dan kamu hadir tanpa aba-aba. Saat itulah pertama kali aku percaya akan kepastian sesuatu yang kasatmata selain ilmu pasti. Dalam perasaan ini tidak ada jaminan kemutlakan, karena tidak ada rumus berangka untuk memecahkan problemnya. Namun entah mengapa, aku begitu yakin, perasaan ini benar-benar ada.

Kamu mengajakku menjejakkan sayap. Kita berlari dan menari, melihat dunia dari atas awan, sisi yang tak pernah kulihat sebelumnya. Kamu bercerita tentang hebatnya Tuhan menciptakan semesta, bagaimana kamu terus merangkak, bagaimana mimpi harus diraih. Kamu mengajakku bermimpi lagi. Kamu menghidupkan impian lama yang sudah terkubur. Kamu membuka luka lama yang sudah kusimpan rapat-rapat. Tapi entah mengapa, aku menyukainya. Aku ingin terus bermimpi. Dan jika aku harus melakukannya, aku ingin bermimpi bersamamu.

Tapi kita terjebak dalam suatu titik bumi, dimana dorongan gravitasi magnetis yang kuat menyebabkan spektrum warna yang selama ini kita rangkai harus berhenti. Berakhir atau tidak, entahlah. Hanya saja kutub-kutub itu memaksa kita untuk bertolak. Keyakinan itu meyakinkanku pada resolusi tentang hujan badai sore hari, yang membagi antara langit dengan pelangi. Menggelegar, dan pada akhirnya menutup lembaran basah yang belum sempat terjamah.

Aku masih ingin bersamamu. Aku masih ingin melebur batas-batas biru dan abu-abu langit menjadi pelangi. Aku masih ingin menyambut satu-satu sang mentari dengan iringan melodi darimu. Aku masih ingin percaya bahwa kita bisa memadukan sejuta spektrum warna dan menjadikannya kesatuan pelangi.

Mungkin konspirasi itu telah usai. Semesta tidak berpihak lagi. Dan aku, dengan berat hati, harus berhenti disini.

Seandainya satu, dua, atau seribu tahun cahaya nanti mempertemukan kita pada satu ujung waktu, aku akan memastikan untuk benar-benar menarik orbitmu sehingga kita bisa melintasi jalur mimpi yang sama. Aku, dan kamu, dalam sebuah putaran mimpi. Dan aku akan memastikan untuk tidak melepaskanmu lagi.

You don't need to sing alone, because I'll sing with you. From the beginning of the day, till the sun goes down. Don't worry, I have the lyric, so we don't need to ask for Mbah Google. Oh, and I have the list too. Just wait for the perfect time. I'll come and find you... again :)