22 August 2015

The Tree Philosophy

Pelajaran kehidupan itu selalu ada yang gratis! Se-gratis hamparan sawah dan juga pepohonan di jalan yang masih dibiarkan tumbuh. Andai saja kita mau berhenti sejenak dan memahami makna keberadaannya - melebihi kodratnya sebagai (hanya) sebuah tanaman.
(Angelica Pramesthi)

21 May 2015

Pergelaran Beksan Bedhaya Amurwabumi

Bedhaya Amurwabumi | Bangsal Pagelaran Kraton Yogyakarta, 19 Mei 2015 | Photo by: Franseska Dian Ratri

Hari Selasa lalu, saya, keluarga, dan pacar mendapat kesempatan untuk menonton Pergelaran Beksan Bedhaya Amurwabumi. Kebetulan salah satu penari beksan pada malam itu adalah kenalan ibu saya dan beliau memberi kami akses gratis untuk menonton pergelaran itu secara langsung. Kesempatan ini terlalu sayang untuk dilewatkan dong yaa. Kami excited banget buat datang ke acara itu. 

Tari bedhaya bukan hal yang asing bagi saya. Eyang kakung saya semasa muda dulu sering menari di Kraton Yogyakarta. Setelah menikah pun eyang masih sering ditimbali untuk menari. Melalui cerita-cerita eyang, saya sedikit banyak tahu soal tari ini. Meskipun sebenernya udah lupa-lupa inget, karena waktu itu saya masih kecil dan masih nggak begitu paham soal beginian. Nggak puas dengan ingatan kecil saya akan cerita eyang, akhirnya saya bela-belain riset kecil di perpus biar bisa bikin tulisan yang sumbernya jelas. Sayangnya nggak banyak informasi yang bisa saya dapatkan. Nggak ada buku yang secara khusus mengulas tentang tari bedhaya. Mungkin saya yang nggak nemuin bukunya kali ya. Atau mungkin saya nyari di perpus yang salah. Ya maklum, udah bukan mahasiswa jadi nggak bisa masuk perpus kampus. Hiks, sedih :( 

28 March 2015

Easter Wishlist

Memasuki minggu terakhir di Bulan Maret, saya mulai direpotkan oleh segala persiapan Paskah. Memang sih nggak se-ribet tahun-tahun sebelumnya. Kalau dua atau tiga tahun lalu saya masih ikut tablo, tugas koor ini itu, tugas parkir, dan masih banyak tetek-bengek lainnya, tahun ini saya cuma tugas sekali doang, pas Jumat Agung. Thank God! Walaupun tugas untuk Paskah ini cuma sekali doang, tapi persiapannya bisa dibilang lama. Hampir setiap dua hari sekali saya dan kelompok koor saya harus berlatih agar kami bisa menjalankan tugas dengan maksimal. Jadi bisa dipastikan hari-hari saya di dua minggu ini bakal penuh dengan aktifitas di gereja.

Masalah muncul ketika flatshoes kesayangan saya habis digigitin si Gembul, penghuni baru di rumah yang berumur dua bulan. Sepatu itu sudah lama saya beli dan menjadi kesayangan saya (karena itu satu-satunya sepatu flat yang saya punya hahahahahaha). Selama ini sepatu yang nangkring di rak sepatu saya kebanyakan adalah sepatu-sepatu dengan hak yang tinggi atau wedges. Sepatu trepes yang saya punya ya cuma sepatu coklat (yang sekarang sudah tidak berbentuk itu. Hiks) dan sneakers. Tapi nggak mungkin dong yaaa untuk memakai sneakers ke gereja, apalagi pakaian yang saya kenakan adalah pakaian formal.