23 November 2011

Happiness Is In Your Hand


Dialog Dini Hari. Selasa 22 November 2011. 01:10 A.M

photo source: here

“Hati kamu mungkin memilihku, seperti juga hatiku selalu memilihmu. Tapi hati bisa bertumbuh dan bertahan dengan pilihan lain. Kadang, begitu saja sudah cukup. Sekarang aku pun merasa cukup.” | @deelestari, Perahu Kertas

X: Lucu ya, Cha, ngeliat kamu yang biasanya kuat, sekarang jadi kayak gini.
C: Kayak gini gimana maksudnya?
X: Yaaa.. lemah. Galau abis-abisan. Padahal sama yang dulu-dulu tuh gak kaya gitu kan?
C: Yaah, kan beda-beda tiap orang. Masa disamain.
X: Kenapa sih kamu kok galau-galauan gitu? Padahal dari cerita-ceritanya, kayaknya kamu gitu yang disakitin.
C: Disakitin? Nggak juga ah. Kamu ngeliatnya dari satu sudut pandang aja sih. Yang keliatannya salah belum tentu salah. Yang keliatannya bener, belom tentu bener. Sama kayak galau. Yang keliatannya galau, belum tentu galau. Hahaha
X: Really? Kalo kamu gimana?
C: Aku? Ya begini.
X: Begini gimana? Masih galau?
C: Kalo kamu nanya, masih galau apa engga, yaaa masih. Gimanapun juga, emang ada hal-hal yang gak bisa dihapus, gak bisa dilupain, dan gak bisa diubah. Tapi ini pilihan kok. Dan aku bahagia.
X: Bahagia? Masa sih? Kalo aku jadi kamu pasti udah aku injek-injek tu orang. Aku bom rumahnya. Trus aku pasti udah benci banget sama dia. Tapi kamu.. yaampun. Aku ga ngebayangin deh.
C: Emang ada yang salah? Aku tulus kok. Beneran bahagia. Dan ini caraku mencintainya. Aku bahagia, kalau dia bahagia, walau tanpa aku. Klise sih emang, cinta itu gak harus memiliki bla bla bla. Keliatannya bullshit banget. Tapi emang ini pilihan yang udah aku ambil. Dan kadang, pilihan terbaik adalah menerima.
X: I have shoulder for you to cry on.
C: Aku gak punya air mata. Aku bahagia :)

22 November 2011

Angelina Indra dan Dialog Matahari

Siang yang cerah. Di rumah sendirian. Saya lagi malas kuliah. Dan kebetulan matahari sedang bersinar dengan teriknya. What a perfect time to: 1) mencuci 2) bermalas-malasan 3) nonton tv sambil tiduran. Menyenangkan bukan? Tidak, menurut saya, because I'm a busy person. I hate being alone and I hate doing nothing. But thanks to technology, akhirnya ada sosok yang bisa diajak berbincang.

Angelina Indra. Sosok yang tidak asing dalam kehidupan saya. Kami jarang bertemu, tapi dia mengenal saya dengan baik, begitu juga sebaliknya. She is my shoulder to cry on. Selama 10 menit kami berbincang, berbasa-basi, berhai-hai-apa-kabar, dan mengupdate beberapa hal menarik yang terjadi pada kami akhir-akhir ini. Sampai akhirnya, tibalah saat penggalauan (musik lembut mengalun, lampu dimatikan dan lilin dinyalakan *apa sih ini*)

Dia: Jogja itu sempit ya. Nggak nyangka banget, pacarku adalah temen SMPmu, sahabatnya pacarnya Sarah, sahabatnya pacar sahabatku satu lagi, dan temen SMPnya temen teaterku sekarang.
Aku: Hahaha.. Sempit sekali dunia ini emang. Dan yang nggak kalah sempitnya adalah mantanku itu kakaknya temen deketku SD. Hadeeeh.
Dia: Ouch ouch ouch. Damn damn damn. Ini gila. Tapi seru. Tapi kadang bikin bete juga.
Aku: Hahaha seru ya. Bete kenapa?
Dia: Ya jadi ngerasa 'ajegileh, sini kenal situ ternyata'. Jadi susah juga tu kalo mau nyembunyiin kaya 'aib' wkwkwk. Tapi, damn big hell banget yang kamu tadi, ternyata mantanmu itu kakaknya temen deket SD.
Aku: Hahaha bener-bener. Tapi untungnya jadi banyak mata-matanya wkwkwk. Gak ngebayangin kalo besok reuni SD, ketemu adeknya dan heboh 'yaampun ternyata kamu mantannya kakakku' hahaha. Damn berasa aneh gitu pasti.
Dia: Oh God, itu HELL banget deh.
Aku: Super duper HELL gilak. Yaampun Tuhan itu punya skenario ter-oke.
Dia: Yang saking apiknya, kadang kita nggak tau mesti seneng atau senep. Hahaha
Aku: Yah pasti ada sesuatu yang bisa diambil dari film yang kita mainin ini.
Dia: Karena sutradaranya adalah sutradara paling hebat sepanjang masa :D
Aku: Benar. Dan aku penasaran, bakal kayak apa cerita hidupku nanti hahaha.
Dia: Yang kuyakin, rencanaNya itu indah.
Aku: Hal buruk yang terjadi sekarang mungkin bikin kita down. Tapi percaya aja kalo kita tuh punya ending yang jauh lebih oke :)
Dia: Yap. The ones that brought you down, would be the ones that make you stronger.


Beberapa hal yang menimpa saya akhir-akhir ini memang sempat mengejutkan saya. Berawal dari pertemuan tak sengaja yang akhirnya saling menautkan hati, sampai akhirnya harus berakhir dengan proses yang juga tidak terduga. Sungguh tidak mengenakkan. Menyayat hati. Dan harus saya akui, keran air mata saya mendadak begitu lancar mengalir. Anak muda jaman sekarang menyebutnya galau. Saya menyebutnya gambus, karena level saya mencapai tingkat dewa. Menembus sukma. Dan saya yang fabulous spektakuler ini pun bisa jatuh karena... cinta.

Saya tahu, pada saat itu segala pertahanan saya runtuh. Saya lemah. Saya jatuh tersungkur. Beberapa teman bilang saya bodoh, karena saya terlalu dalam mendalami hubungan yang saya bina. Beberapa menyebut saya lemah, karena bersikeras mempertahankan cerita yang menurut mereka salah. Beberapa menyebutnya buta, ketika saya tenggelam dalam cinta seperempat windu. Baru kali ini saya mencintai hingga tak kenal logika. Baru kali ini saya mencinta walau harus tersayat kata-kata.

Sampai akhirnya, saya memutuskan untuk berhenti. Itu pilihan, bukan karena tak lagi cinta.
Decisions are the hardest move to make. Especially when its a choice between where you should be and where you want to be.
Beberapa hal memang tidak bisa terkatakan. Tak ubahnya cinta.

Well, perbincangan dengan Indra sempat membuka mata saya. Bahwa saya masih harus menjamah ruang-ruang yang lain. Saya masih punya klimaks-klimaks lain yang pada akhirnya akan membawa saya pada sebuah awal baru. Saya masih akan menemukan kebetulan-kebetulan baru. Oh, the world still waits. And so do I. There's single for a season, and single for a reason. I remember thinking it was hilarios until the day he went away. Then my thoughts turned much darker, like 'Hey, maybe I am single for a reason'. That's a depressing day, when you realize Prince Charming isn't riding in on a white horse, and Justin Bieber is starting to sound awfully handsome on the radio. LOL

I keep waiting to wake up from one of my fantasies. Now he feels free to tell me what he feels - now that he's turning and walking away from me. But does it really mean anything? I can't make him stay with me here, and I know I wouldn't want to. Life is a series of choices. I've made mine. He's made his.

For better or worse, they don't coincide


me and Indra

Thanks to God, and you (all). Saya tahu, sejak awal Tuhan tidak pernah membiarkan kita benar-benar sendirian.  *hugs*

Bibit Bebet Bobot

Tiga kata ini kedengarannya old, kuno, eyang-eyang banget, sesuatu yang dirasa aneh di jaman modern ini. Pemilihan bibit bebet bobot dapat diaplikasikan pada banyak hal, tapi yang paling sering adalah dalam memilih jodoh slash pasangan hidup.

Okay, I'm gonna explain more about these things.

Menurut sumber ini, arti bibit adalah rupa (harafiah: asal-usul, keturunan atau bibit pula seperti dalam bahasa Indonesia). Arti bebet adalah keluarga, lingkungan, dengan siapa teman-temannya. Dan arti bobot adalah nilai pribadi atau diri yang bersangkutan. disini termasuk kepribadian, pendidikan dan kepintarannya, pekerjaan juga nilai pribadi seperti gaya hidup dan iman. Bobot juga berhubungan dengan tingkat pendapatannya. Ketiga hal ini selalu dipesankan oleh Eyang-eyang dan Mama-mama dari suku Jawa buat anak-cucu-cicitnya yang mau menikah. Termasuk saya.

Kenapa?
Believe me, it works.

Kenapa juga ngomongin soal bibit bebet bobot?
Ini semua gara-gara temen saya yang tiba-tiba nanyain 'Kalo disuruh milih, mending pacar yang ganteng tapi gak tajir atau tajir tapi gak ganteng?'

Tanpa pikir panjang, saya jawab kalau itu bukan pilihan, sama ketika pacar nanya 'kamu milih aku atau kegiatanmu' (oops ).
Dan sekonyong-konyong saya dibilang nggak realistis.
JEDER!


Saya nggak paham sejauh mana nggak-realistis-nya statement saya tadi, ditambah saya juga nggak paham pasangan seperti apa yang mereka bilang realistis. Apakah yang realistis itu adalah sosok pria tampan berhidung mancung, tinggi 180 cm, berkulit putih, sixpack, keturunan ningrat, anak pengusaha kaya, lulusan S3 Kedokteran universitas ternama, rajin beribadah, berkepribadian baik, dan dari keluarga baik-baik? Terlalu sempurna, dan sinetron banget! Hahaha. Tapi menurut saya memang ada beberapa hal yang perlu digarisbawahi dalam memilih pasangan, atau ada beberapa kriteria bibit-bebet-bobot yang harus dipenuhi, menurut saya:
  1. Seiman
    Alasannya sederhana. Kalau pasangan saya seiman, pasti enak diajakin ke Gereja bareng atau ngerayain Natalan bareng, dan yang paling penting adalah dia nggak bakalan protes kalau saya terlalu banyak ikut kegiatan Gereja (fyi, Gereja itu sudah seperti rumah kedua saya, dan seluruh hidup saya lebih banyak dihabiskan disana hehe). Bukan berarti yang beda itu nggak bagus. Bukan gitu. Justru saya sangat menghargai perbedaan. Cuma ada beberapa hal yang bakalan bikin rempong kalo kita beda, terutama kalau sudah mau serius menikah. Serius loh.
  2. Open minded, fleksibel, demokratis, dan easygoing
    Saya nggak suka orang yang 100% lurus, kaku, konservatif, dan terlalu protektif. It's 2011 hell-oow. It's so last year! Orang dengan kepribadian seperti itu bukan tipe saya banget deh. Ini dikarenakan saya punya teman yang tidak cuma perempuan, tetapi juga laki-laki, dimana saya juga sering hang out dengan mereka. Ditambah lagi saya juga termasuk orang yang ceplas-ceplos dan *jujur* suka misuh. Kan nggak lucu banget kalau pacar saya selalu ngelus dada tiap kali saya ngomong. 
  3. Berkepribadian baik dan cerdas
    Kriteria ini PPKN banget: sikap baik, bukan anak gaul (maksudnya bukan anak club mobil atau 'dugem is my lifestyle'), nggak suka pamer, apa adanya, rajin membantu ibu, suka menolong sesama, rajin menabung, menghargai orang lain, sayang keluarga, penuh semangat, berpikiran positif, setrikaannya halus hahaha. Yah, semua orang pasti punya sisi baik dalam hidupnya kan?

    Dan cerdas! Nggak harus secerdas Albert Einstein atau Thomas Alfa Edison. Bukaaaaaannnn.. Cerdas disini adalah mampu berpikir logis dan kreatif. Serta rajin menimba ilmu. Karena buat saya, kita nggak boleh berhenti belajar. Dan saya mau dia juga begitu hehehe.

    Saya nggak tahu harus jelasin gimana lagi soal penilaian nomer 3 ini. Yang jelas, family man selalu berhasil membuat saya terpesona.
  4. Dan ini yang paling penting: toleran dengan kegiatan saya yang sangaaaaaaaaaaattttt banyak
    Saya termasuk busy person. Saya paling benci nggak ada kerjaan dan sendirian, makanya saya selalu  punya kegiatan atau mencari-cari kegiatan yang bisa saya lakukan. Termasuk di malam minggu. Hehehe
Ganteng, apalagi tajir, nggak masuk dalam kriteria bibit-bebet-bobot versi saya. Karena buat saya, dua hal itu sifatnya fluktuatif. Nggak kekal. Dan cuma bonus. Alhamdullilah kalau misalnya dapet pacar yang ganteng dan tajir, tapi kalau misalnya enggak, ya nggak masalah, karena itu bukan prioritas. Saya lebih suka memulai dari nol bersama pasangan. Ngerasain gimana jatuh-bangun, bikin pondasi, menjaga biar rumah yang kita bangun itu nggak goyah walaupun diterpa angin topan, ngerasain gimana berjuang, susah-sedih-bahagia bersama, buat saya itu lebih worthed.

picture taken from here
People say, love is so objective.
Although when we talk about the feeling it self, we used to be so subjective, self oriented, selfish, and irrational.
It’s no matter if u’re so mature, well, or -intelligent.
When it comes to love, who really cares about the right or wrong, the logical, the rules?
All we know is just loving and loving, although sometimes it hurts so much.
But we’d rather stand to live in pain than stand to live with no air rite?
The love, is the air
See? Kriteria bibit-bebet-bobot versi saya masih dalam taraf wajar dan rasional. Di dunia ini memang nggak ada yang sempurna. Kira-kira beginilah kriteria pemilihan pasangan versi saya. Nggak berlebihan, dan wajar. Berminat mendaftar? Saya single loooh hahahaha .

20 November 2011

Firasat

"...Aku teringat detik-detik yang kugenggam. Hangat senyumnya, napasnya, tubuhnya, dan hujan ini mengguyur semua hangat itu, menghanyutkannya bersama air sungai, bermuara entah ke mana. Hujan mendobrak paksa genggamanku dan merampas milikku yang paling berharga. Hujan bahkan membasuh air mata yang belum ada. Membuatku seolah-olah menangis. Aku tidak ingin menangis. Aku hanya ingin ia pulang. Cepat pulang. Jangan pergi lagi."

Firasat | @deelestari

19 November 2011

Peluk


‎"Tiada yang terobati di dalam peluk ini
tapi rasakan semua sebelum kau kulepas slamanya."

Aliran ini memecah. Indah. Meski aku berbalik pergi dan tak kembali. | @deelestari

16 November 2011

Hello There




Stupid fights. Midnight talks. Thousand messenger words. Longing hugs. DVD dates. Kisses. 
Siomay 70. Sendangsono. Seven Sekop. Ganjuran. Soccer match. Manchester United. 
Joglo Antonio. Ruang Mudika. Photographs. Blog. Badminton. 
Rasulan. Ngobaran-Ngrenehan. Poker. Football Manager.
Smile. Laugh. Cry. Love. Lie. Hope. Fear. Hate. 
I miss you :(

p.s: if you read this, I'm sorry for being selfish. I (still) love you.

09 November 2011

Someone Like You

You know how the time flies.
Only yesterday was the time of our lives.
We were born and raised in a summer breeze.
Bound by the surprise of our glory days.

I hate to turn up out of the blue, uninvited
But I couldn't stay away, I couldn't fight it.
I had hoped you'd see my face and that you'd reminded
That for me it isn't over.

Never mind, I'll find someone like you.
I wish nothing but the best for you, too.
Don't forget me. I begged, I remember you said.
Sometimes it lasts in love, but sometimes it hurts instead.
Sometimes it lasts in love, but sometimes it hurts instead.

Adele - Someone Like You
:)

Published with Blogger-droid v2.0.1

08 November 2011

Bahasa Yang Kutahu Kini Hanyalah Perasaan

Aku memandangimu tanpa perlu menatap.
Aku mendengarmu tanpa perlu alat.
Aku menemuimu tanpa perlu hadir.

Hati tidak menyimpan apa-apa.
Ia menyalurkan segalanya.
Mengalir, hanya mengalir.

Published with Blogger-droid v2.0.1